Waktu terus berjalan, dari detik ke detik berikutnya. Begitupun kehidupan kita, terus bergulir sampai nanti saatnya tiba. Berpindah dari satu fase ke fase berikutnya adalah keniscayaan dalam menjalani kehidupan. Termasuk di dalamnya berpindah hubungan pertemanan dari satu orang ke orang lainnya.
Sebagaimana fase kehidupan yang berganti, temanpun begitu. Misalnya, teman waktu masih TK besar kemungkinan beda dengan teman kuliah. Saya bukan bermaksud bilang bahwa teman lama kita tidak bisa dianggap teman lagi di masa sekarang. Tapi yang saya maksud berubah adalah tingkat kekerabatannya.
Dulu pernah ada seorang teman bilang begini, “yah Pe, nanti kalo kita udah keluar dari sini, jarang ketemu, pasti kita ngga bisa ngobrol akrab kaya gini lagi de”. Teman saya ini sudah begitu mafhum dengan potensi ke-kaku-an saya terhadap orang tak dikenal dan teman lama tidak bersua. Karena memang begitulah, teman di masa sekarang, teman kuliah misalnya—hampir tiap hari bertemu dan bertegur sapa, kalau ingin curhat bisa ke mereka yang hampir selalu available—adalah teman yang paling dekat. Tapi nanti, setelah masuk ke fase kehidupan berikutnya—masing-masing sibuk dengan pekerjaan misal—sudah jarang bertemu, hubunganpun tidak seakrab sekarang.
Seseorang menulis di welcome box homepage-nya “Thank you for being a part of my life, whether you were a reason, a season, or a lifetime” (familiar kah? Hehe). Karena memang begitulah teman, tidak semua jadi teman sepanjang masa, mungkin cuma jadi kawan se-posko selama jadi relawan bencana atau bahkan mungkin cuma hanya teman selama menunggu kereta di stasiun kota.
Dulu, tidak lama setelah berkenalan dengan dunia maya, bertemu dengan orang-orang baru, saya senang sekali. Berkesempatan untuk mengenal orang-orang baik, orang-orang yang saya banyak belajar dari mereka. Ada 1 teman, yang saya senang berdiskusi dengannya, membuat saya berani bercita-cita dan berpikir besar (apalagi waktu itu lagi anget-angetnya baca Sang Pemimpi). Dulu, sering banget tegor-tegoran via YM, kunjung-kunjungan blog, bahkan sampai SMS. Tapi sekarang, boro-boro SMS, baca blog saya saja tidak lagi. Pada awalnya saya sedih sekali, merasa akan kehilangan seorang teman, teman baik yang saya syukuri karena ALLAH mengizinkan untuk mengenalnya.
Perasaan sedih yang akhirnya membuat saya berpikir, apa sebenarnya pertemanan itu? Apakah sebuah hubungan pertemanan demikian dangkal dan rapuhnya? Dan teman dunia maya saya yang menjauh bukan cuma dia (ngga banyak sih secara emang cuma dikit teman dunia maya saya). Ada juga yang seperti itu, tidak main ke blog lagi, tidak menegur via YM lagi, tidak membalas SMS lagi, masing-masing modus-lah (karena tidak semua teman dunia maya tau id YM saya dan hanya amatsangatsedikitsekalibanget yang tau nomor HP saya, itupun bukan dimulai dari saya yang mencari tahu). Masalahnya, kalau saya yang terus-terusan menegur via YM dan beberapa adalah lawan jenis, lama-lama saya sendiri yang jengah dan jadi khawatir “kok kesannya gw ganjen banget ya negor-negor mulu?”, meskipun saya kerap menegur dengan seperlunya seperti salam, tanya kabar, dan biasanya bertanya sesuatu yang memang saat itu saya perlu jawabannya, bukan mengada-ada.
Tapi akhirnya saya sadar, karena teringat kata-kata reason-season tadi. Dan memahami betul bahwa hal ini memang alamiah sekali dalam kehidupan manusia. Maka, sebagaimana saya sudah berazzam tidak mau sering nanya-nanya lagi, saya juga sudah menerima bahwa mungkin season pertemanan kami memang sudah berakhir. Namun saya akan tetap menjaga hubungan baik dengan berkunjung ke blognya (karena tulisannya memang bermanfaat untuk dibaca) dan sesekali memberi salam, itung-itung menjaga silaturahim.
Untuk teman-teman saya sekarang, terlepas dari apakah kalian reason, season, atau lifetime bagi saya, terima kasih sudah berada disini dan membagi kebermanfaatan keberadaan kalian pada saya. Sungguh saya menghargai itu dan bersyukur pada ALLAH yang telah memberi kesempatan ini.
“Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, tidak seorangpun dari orang-orang yang beriman, pada hari kiamat nanti akan berdiam diri melihat saudaranya seiman masuk ke dalam neraka. mereka terus menerus berseru memohon kepada ALLAH menuntut hak mereka agar dapat mengeluarkan saudara-saudaranya dari api neraka.” (HR Bukhari dan Muslim)
Baca juga:
the answer depends on the way u think of me,wheter i'm a reason,season or lifetime for u…anyway,always prepare for being alone is the best thing we must do each time we have another relationship,thats my opinion..so,would u be my lifetime?just another season?or only a reason?^ ^
*baca komen carrotsoup*WkwkwkLudi kayaknya dil***r melalui sindiran tuh..Btw, tulisan yang keren di..Jazakumullah Khairan For Sharing..
eheheheheheapa ya, apa ya…makasi omali udah being a part of my life..banyak belajar darimu (meskipun perlu selalu mengatur mode yang diinginkan, mode gokil apa mode soleh, hehe)
hahaha, kalo ngel***rin buat orang lain mungkin, kalo buat diri sendiri kayanya dia sendiri ogah, wakakakkeren ya? sip dah (kasi tau aki gaul kalo tulisanku emang keren-keren dari dulu, hoho)waiyyak (k'im ko ga pernah bilang jazakiLLAH si?)
Cinta Fitri pun sudah memasuki season 4*heransamasinetron dotcom*
so?*menginginkankomenyanglebihberbobot dotcom*hahaha peace din
*sedang mengurangi bobot dotcom =D*
ah, itu kan jadwalku pagi ini, hoho (tapi ga kujalanin)buat apaan din, toh kamu kan memang ga terlalu berbobot, hahaha
ogah? can u read my mind?? ; pguess i can….hehehe
Ciye2..Mulai flirty2 niy..Wkwkwk..Knp gak pernah bilang jazakillah? Ada 3 alasannya. Yang pertama, dalam sebuah kajian tafsir hadits, bhw Rasulullah saw, pernah mengucapkan Jazakumullah kpd Khadijah ra alih2 jazakillah, hal ini ditafsirkan sbg sbuah bentuk penghormatan.Yang kedua, setiap bentuk sharing yg dlakukn seseorg, pasti tak lepas dari kontribusi org lain. Makanya doa untuk sharingnyapun gak cuma untuk seorg.Yg ktiga, dunia maya adlh dunia yg anonim. Bahkan sampai saat inipun, saya gak yakin klo ludi tuh seorg akhwat. He2
gila!katanya mau tobatkita bakal diomelin penjelajah nih om
yah ka im, jadi ga enak, nanti kutimpuk deh orangnyasubhanaLLAHmangstab ka imanjempol empat dah*seneng kalo ada yang ga yakin aku akhwat atau bukan*
(sepertiberkunjungkeorangasingajakarenagakenalorang2diatas)wew…mantap tulisannya….makanya mungkin Allah menempatkan silaturahim sbg salah satu pintu rizki dan perpanjangan umur…karena sifat pertemanan itu sendiri….jadi kangen ma temen2 SD, menjadi besar bersama, tetapi ketika besar…berjuang sendiri2…
if you are a season for me, then let it be a season for joy…my friend Ludi 😀
begitulah di aku ini, seleb, hehehiya..keep silaturahim sama aku ya sayang…
ga bisa bos im, soalnya bos im belum pernah nraktir akuhehehe
siapa yg gila?!si penjelajah udah merit blon?klo belon apa haknya marahin?jangan cuma bs marahin tanpa solusi dong..klo gw kan coba jadi solusi,jarang kan pria pemberani kayak gw? ; p*makingaktobattobatdotcom*PISS…..
hahahahaiya ya..emang tawaran solusi omali apaan? emang siapa juga yang butuh solusi?*sokbegodotcom*
Hwakakakak..Lucu juga liat flirtingan kaya gini..Udah lama.. =P*melanjutkan jadi penonton yg siap nimpuk pake tomat*
*siap-siap mungutin tomat buat dijus*
apaan maksudnya nih?
Udah lama tobat kaga begituan lagi, Ludi.. ^^
pasti dalem hatimu"tumben tobat si wortel" gitu ya? hehe
saya ini apa ya?jangan2 cuma reason.haha.*miris*
santai sih say..kan kita gabisa meramalkan masa depan, tapi kita bisa berbuat sesuatu di masa sekarang, jadi, daripada berat-berat mikirin kita ini reason, season atau lifetime bagi orang lain, kenapa ngga diisi aja waktu kebersamaan ini dengan hal-hal yang baik (dan menyenangkan) kaya komennya si bos iman itu lo..semangat lah..mudah-mudahan silaturahimnya terus terjalin..
aaaaaaaaaaaaammmmmmmmmmmiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnn..semoga kak.semoga silaturahim selalu terjalin dengan kebaikan yg kian bertambah.. 🙂
kamu aamiinnya kaya bocah yang solat jama'ah di masjid pas maghrib deh, heheyaya..kalo gitu mari kita lanjutkan pertemanan ini
oya ketinggalan..aamiin..semoga buatmu juga tan..
*tertohokkok tau sih kak kalo aku suka solat di masjid?hahaha.. :pyupyup.pertemanan yg kian indah dr hari ke hari yow..*laper pengen makan bakso*
yakin kamu bisa tan? hahaha
ikhtiar dulu, nek..:)buat nenek apa sih yang ngaaa. 😀